Kabar
Belajar dari Korea Selatan: Catatan Mengikuti ADEPT 2024
PSKP, Korea Selatan. Pembelajaran di era digital perlu menekankan pada pentingnya infrastruktur digital yang kuat, pengembangan kapasitas guru, serta kolaborasi lintas sektor dalam mendukung digitalisasi pendidikan.
Kebijakan digitalisasi pendidikan perlu berfokus pada tiga hal. Pertama, penguatan sumber daya manusia melalui penguatan kompetensi teknis bagi pengambil kebijakan dan tim yang terlibat di dalamnya. Kedua, dukungan kemitraan yang kuat dari pemerintah daerah, lembaga pendidikan, lembaga penyelenggara informasi dan komunikasi publik, swasta, masyarakat, serta orang tua. Ketiga, komitmen dalam menjaga keberlangsungan kebijakan digitalisasi pendidikan.
Hal itu terungkap dalam rangkaian pelatihan APEC Digital Education Policy Training (ADEPT) putaran kedua pada 15–22 Oktober 2024 lalu di Korea Selatan. PSKP berkesempatan mengikuti pelatihan tersebut bersama delegasi dari negara-negara anggota APEC lainnya, yaitu Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Vietnam, Peru, dan Chili.
Pelatihan diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan Korea Selatan bekerja sama dengan Institute of APEC Collaborative Education (IACE). Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman tentang pentingnya digitalisasi pendidikan untuk mengurangi kesenjangan di negara-negara APEC.
Melalui pelatihan ini, Korea Selatan berbagi praktik baik digitalisasi pendidikan, yang mengalami transformasi pesat sejak 2016, terutama setelah pandemi COVID-19. Informasi ini disampaikan oleh Hey-Jin Park, Manager Program Tim Pengembangan Kapasitas dalam pembukaan acara.
Sesi Pembukaan ADEPT 2024, dihadiri oleh Presiden Direktur IACE Mr. Jungchan Charger dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Amaliah Fitriah.
Praktik Baik dari Provinsi Gyeonggido
Provinsi Gyeonggido merupakan provinsi terbesar di Korea Selatan dan telah menyelenggarakan digitalisasi pendidikan yang selaras dengan kebijakan pemerintah pusat. Provinsi ini memiliki beberapa kebijakan pemanfaatan teknologi pendidikan, seperti penggunaan platform pembelajaran dan teknologi pembelajaran masa depan; pengenalan buku teks digital AI (artificial intelligence) dalam mata pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, dan Informatika mulai 2025; serta pengoperasian 200 sekolah inovasi pendidikan berbasis digital terkini.
Selain itu, Provinsi Gyeonggido juga membangun infrastruktur pendidikan digital, berupa pembangunan infrastruktur kabel dan nirkabel, distribusi satu perangkat digital untuk setiap siswa, serta pengenalan teknologi terbaru. Di sisi lain, diberikan juga dukungan penguatan kapasitas pendidik melalui program pelatihan pendidikan digital dan wadah berbagi inovasi metode pembelajaran.
Kunjungan ke Kantor Pendidikan Provinsi Gyeonggido.
Salah satu pilot project kebijakan pendidikan digital di Provinsi Gyeonggido adalah digitalisasi pendidikan di San-UI Elementary School. San-UI Elementary School merupakan sekolah negeri yang difasilitasi dengan berbagai sarana pembelajaran digital. Kebijakan bantuan satu device untuk satu siswa memberikan kemudahan dalam pembelajaran.
Kunjungan ke SANUI Elementary School.
Di sekolah ini, materi pembelajaran disajikan melalui learning management system (LMS) yang terprogram untuk memudahkan guru memonitor pencapaian belajar siswa dan memudahkan siswa mengakses materi pembelajaran. Perencanaan kegiatan sekolah dilakukan melalui pemetaan kebutuhan dengan kolaborasi antara manajemen sekolah, dewan guru, dan orang tua. Peningkatan kapasitas guru dilakukan melalui komunitas belajar intrasekolah.
Kunjungan ke Starfield Library.
Selain itu, sebagai bentuk upaya peningkatan kemampuan literasi bagi masyarakat, pemerintah Gyeonggido juga menyediakan ruang membaca terbuka bagi publik. Salah satunya adalah perpustakaan Starfield yang terletak di salah satu mal di Kota Gyeonggido. Penataan perpustakaan yang menarik, estetik, serta dilengkapi berbagai perangkat digital, cukup menarik minat masyarakat untuk sekadar singgah, membaca, melakukan aktivitas kerja, ataupun berswafoto.
Pemanfaatan Teknologi Digital di Hanyang University
Digitalisasi pembelajaran juga dilaksanakan di tingkat perguruan tinggi. Di Hanyang University misalnya, pembelajaran hybrid yang ditawarkan didukung dengan teknologi video interaktif yang mampu menghadirkan pengajar secara virtual di ruang kelas. Teknologi ini memungkinkan mahasiswa mengikuti pembelajaran secara interaktif layaknya pembelajaran offline.
Kunjungan ke Hanyang University.
Hanyang University merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang kampus utamanya terletak di Seoul. Hanyang University menawarkan program HOPE (Hanyang Online Pre-Exchange) bebas biaya bagi mahasiswa universitas mitra untuk mempromosikan pertukaran mahasiswa. Terdapat enam kursus online yang ditawarkan, yaitu kursus jarak jauh gratis bagi mahasiswa di luar negeri untuk belajar mengenai sains, inovasi sosial, ekonomi, bisnis, budaya Korea, dan bahasa Korea.
Penyediaan Konten Pembelajaran
Selain fokus mengembangkan teknologi pembelajaran di kelas, Korea Selatan juga berinovasi menyediakan platform belajar melalui Educational Broadcasting System (EBS). EBS mengintegrasikan penyediaan konten pendidikan, mulai dari platform belajar, radio, dan televisi pendidikan.
Platform belajar, sebagai salah satu produk dari EBS, menyediakan konten belajar bagi siswa PAUD hingga SMA. Materi yang disajikan sudah disesuaikan untuk masing-masing jenjang. Pemilihan guru sebagai pemateri dan konten yang akan disajikan dilakukan melalui kurasi oleh tim produksi.
EBS juga menyediakan media pembelajaran bagi masyarakat yang terkendala akses internet untuk mendapatkan layanan pendidikan. Untuk menjamin kualitas, evaluasi terhadap platform, termasuk evaluasi konten dan pemateri dilakukan secara berkala.
Kunjungan ke Educational Broadcasting System (EBS).
Inovasi Industri Mendukung Digitalisasi Pendidikan
Inovasi digital lainnya adalah media pembelajaran yang disediakan oleh Samsung dan Classting. Samsung merupakan perusahaan penyedia sarana digital yang menawarkan berbagai perangkat untuk digunakan dalam pembelajaran. Salah satu yang masif digunakan di Korea Selatan adalah tablet dan interactive flip board.
Kunjungan ke Samsung Innovation Museum
Sementara Classting adalah penyedia jasa layanan inovasi implementasi kebijakan digitalisasi pendidikan. Salah satunya, membangun sistem pengelolaan pembelajaran dengan AI yang dapat membantu guru dalam pembelajaran. LMS berbasis AI yang dikembangkan Classting membantu sekolah dan guru memberikan pengalaman belajar dan mengajar yang ideal menyesuaikan dengan kondisi siswa.
Learning Manajemen System berbasis AI produksi Classting.
Dari Korea Selatan, peserta ADEPT 2024 mendapat inspirasi pengembangan kebijakan digitalisasi pendidikan. Penyelarasan kebijakan digitalisasi antara pemerintah pusat dan daerah, praktik pemanfaatannya di satuan pendidikan, serta kolaborasi dengan industri, menjadi modal penting dalam penerapan kebijakan digitalisasi pendidikan. Penyelarasan kebijakan dan kolaborasi tersebut dilakukan dengan satu tujuan, yaitu peningkatan kualitas pendidikan. [Yunita Murdiyaningrum]