Kembali ke Atas

Kabar

Banpem Tefa Pengimbasan Perkuat Praktik Baik Kemitraan Sekolah dan Industri

Program bantuan pemerintah (banpem) merupakan harapan bagi banyak sekolah, tidak terkecuali sekolah menengah kejuruan (SMK). Dengan memanfaatkan beragam program banpem tersebut, sekolah dapat mengoptimalkan pengembangan pembelajaran kejuruan di SMK. 

Salah satu bentuk banpem tersebut adalah Teaching Factory (Tefa) Pengimbasan. Melalui banpem ini, SMK dapat menyusun kurikulum dan perangkat ajar yang selaras dengan pelaksanaan Pengajaran Berbasis Pabrik (Teaching Factory). Banpem ini juga memperkuat lulusan SMK dalam menentukan pilihan, apakah akan bekerja, melanjutkan ke perguruan tinggi, atau wirausaha (BMW). 

Di sisi lain, banpem ini dapat mengakselerasi kemitraan antara SMK penerima bantuan dengan industri atau dunia kerja, mengembangkan proses pembelajaran yang sesuai dengan standar industri dan dunia kerja, serta mengembangkan jadwal belajar yang mampu mengoptimalkan keterampilan nonteknis (soft skills) dan keterampilan teknis (hard skills) peserta didik. Produksi barang/jasa melalui Tefa juga berperan penting membentuk kompetensi peserta didik dalam menghasilkan produk yang dibutuhkan pasar atau industri/dunia kerja. Oleh karena itu, penting juga memastikan terbangunnya mekanisme pasar yang efektif antara produk Tefa dengan pelanggan/pengguna jasa. 

Implementasi Banpem Tefa Pengimbasan di SMKN 7 Kabupaten Tangerang

SMKN 7 Kabupaten Tangerang pada 2024 menjadi salah satu dari 265 SMK di Indonesia yang ditetapkan sebagai penerima banpem Tefa Pengimbasan. Bantuan ini bertujuan untuk mengokohkan dan meningkatkan layanan dan pengajaran melalui Tefa serta mengoptimalkan pengimbasan kepada SMK lainnya. 

SMKN 7 Kabupaten Tangerang sejak 2021 telah membangun kerja sama dengan berbagai mitra industri, salah satunya dengan PT Astra Otopart. Kepala SMKN 7 Kabupaten Tangerang, Isman Hidayat menjelaskan bahwa kerja sama dengan Astra Otopart Regional Bogor telah berjalan selama dua tahun sebelum adanya program Tefa Pengimbasan. 

Isman Hidayat, Kepala SMKN 7 Kabupaten Tangerang (Foto: BSJ)


“Kami bertemu dengan pihak Astra Otoparts ketika sama-sama diundang PSKP, BSKAP dalam diskusi Peningkatan Guru Produktif melalui kerja sama dengan industri tahun 2021 pada salah satu hotel di Serpong,” ujar Isman. 

Kemitraan SMKN 7 Kabupaten Tangerang dengan Astra Otoparts makin intens dilakukan, antara lain dalam hal praktik kerja lapangan (PKL), magang guru, guru tamu dari industri ke SMK, dan pengembangan kurikulum. 

Hery Nur Priatwanto, Koordinator Corporate Social Responsibility (CSR) Astra Otoparts menyampaikan bahwa industri terbuka untuk bermitra dengan sekolah. Kemitraan dengan sekolah merupakan program  pembinaan dari Astra Otoparts. 

Kemitraan dengan SMKN 7 Kabupaten Tangerang juga merupakan bagian dari pengimbasan sekolah model SMK 2 Triple J Citeureup Bogor, sekolah yang lebih dulu dibina oleh Astra Otoparts. Dari kemitraan ini, industri berharap dapat memperoleh tenaga potensial dari SMK yang telah dibina. 

“SMKN 7 Kabupaten Tangerang awalnya akan mengembangkan Teknik Permesinan. Selanjutnya, kami melakukan studi banding di SMK 2 Triple J. Intinya kami membina dan membuat ekosistem untuk saling kolaborasi, bukan saling berkompetisi,” terang Hery. 

Terdapat 5 SMK binaan Astra Otoparts regional Bogor, yaitu SMK 2 Triple J Citeureup, SMK Galileo Sentul, SMKN 1 Cibinong, SMKN 1 Gunung Guruh Sukabumi, dan SMKN 7 Kabupaten Tangerang. Saat ini, Astra Otoparts menetapkan target setiap tahunnya bermitra dengan satu SMK.

Sesuai dengan ketentuan, SMK penerima Tefa Pengimbasan wajib mengamplifikasi dampak penerapan program ke tiga SMK lain. Pengimbasan tersebut terutama berfokus pada pembelajaran serta pendampingan dengan industri. 

Hal itu  sejalan dengan kebijakan Astra Otoparts yang mewajibkan sekolah-sekolah mitra mereka untuk mengimbaskan pengetahuan yang diperoleh dari industri ke SMK jejaring lainnya. Sebagai sekolah binaan, SMKN 7 Kabupaten Tangerang melakukan pengimbasan ke SMKN 4 Kota Tangerang, SMKN 2 Kabupaten Tangerang, dan SMKN 13 Kabupaten Tangerang. 

Kerja sama antara sekolah pengimbas, industri, dan sekolah yang menerima pengimbasan dilakukan melalui pendampingan penguatan Tefa, menghadirkan guru tamu, PKL, guru magang industri, dan hibah alat pendukung Tefa. Implementasi pengimbasan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan SMK sebagai SDM unggul dan memperluas kesempatan penyerapan lulusan SMK ke dunia kerja. 

Menurut Isman, kewajiban pengimbasan ini penting untuk memastikan bahwa SMK jejaring juga memiliki pengetahuan dan kompetensi yang serupa dengan SMK binaan sehingga saat industri menjalin kemitraan, mereka tidak lagi harus membina dari awal, melainkan tinggal mengarahkan.

Produk Karya Siswa

Sebagai upaya peningkatan kompetensi siswa, Tefa konsentrasi keahlian Teknik Permesinan telah merintis produk Bushing Arm untuk kendaraan roda empat. Kepala Program Keahlian Teknik Permesinan SMKN 7 Kabupaten Tangerang, Madya Purnama menerangkan bahwa produk ini merupakan komponen untuk mobil keluaran Toyota maupun Daihatsu, seperti Avanza, Xenia, dan Terios. 

Bushing arm adalah salah satu komponen yang ada pada kaki-kaki mobil. Komponen ini berbentuk selongsong besi yang dilengkapi karet di dalamnya. Fungsi utama bushing arm adalah sebagai titik tumpu roda dan peredam getaran, baik getaran yang berasal dari mesin maupun akibat pergerakan roda.

Produk Tefa Teknik Permesinan SMKN 7 Kabupaten Tangerang (Foto: BSJ)


Madya melanjutkan bahwa selain pemantauan dari industri mitra, para alumni sekolah yang sudah berwirausaha juga ikut berperan untuk memanfaatkan produk karya siswa. “Para alumni terlibat dari proses awal hingga produk itu jadi,” jelas Madya. 

Beberapa produk lainnya yang sudah dimanfaatkan oleh pasar dari Teknik Permesinan antara lain As Slot Milling, Pinlock, Press Timah, Garpu Kardu, Gear Jaw, Mold Cup, dan Housing Thermocouple. SMKN 7 Kabupaten Tangerang berharap dapat melakukan kerja sama yang berkelanjutan dan pendampingan yang lebih intens oleh PT Astra Otoparts.

Pelibatan Alumni dalam Praktik di Tefa (Foto: Dok. SMKN  kabupaten Tangerang)

Praktik Pembuatan Produk oleh Siswa di Tefa Teknik Permesinan (Foto: BSJ)


SMKN 7 Kabupaten Tangerang memiliki enam konsentrasi keahlian (jurusan) yang sudah menerapkan Tefa, yaitu Teknik Pemesinan, Desain Komunikasi Visual, Bisnis Digital yang berkolaborasi dengan konsentrasi keahlian Akuntansi Keuangan Lembaga (AKL), Kuliner, Perhotelan, dan Teknik Sepeda Motor (sedang dikembangkan). Tefa Perhotelan sudah lebih dulu berjalan dan saat ini menjadi binaan Santika Premiere ICE BSD.

Tefa Perhotelan di SMKN 7 Kabupaten Tangerang (Foto: BSJ)


Kendala Pengelolaan Tefa di SMK

Eko Saptini, Pengawas SMK Rayon 1 dan Rayon 3 di Kabupaten Tangerang menyampaikan bahwa semua kepala SMK sangat ingin memiliki Tefa. Eko sendiri  bertanggung jawab untuk membina 33 SMK, meliputi 23 SMK di wilayah Rayon 1 dan 10 SMK di wilayah Rayon 3. 

“Namun, tidak semua industri dapat membina. Ada sarana, lahan, dan guru produktif, tetapi siapa yang mau jadi penanggung jawab? Ini juga kendala pengelolaan yang kami temukan,” ujar Eko. 

Menurut Eko, SMK swasta juga memiliki tantangannya sendiri. Guru-guru di SMK swasta tidak semua guru definitif, istilahnya “guru terbang”. Mereka biasanya terkendala waktu dalam mengajar dan lebih banyak yang mengajar di hari Sabtu. 

Saat ini, Provinsi Banten sedang merencanakan pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Perencanaan ini masih dalam taraf koordinasi dengan SMK yang akan diberikan kewenangan BLUD. Keberadaan BLUD ke depan dapat menjadi solusi permasalahan terkait fleksibilitas pengelolaan keuangan dan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan status SMK BLUD, sekolah memiliki fleksibilitas dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya, baik dari aspek keuangan maupun barang. 

Tantangan lainnya terkait kemitraan SMK dengan industri adalah kesenjangan antara kebutuhan industri dan kompetensi lulusan SMK. Industri menginginkan lulusan SMK memiliki keterampilan yang spesifik dan siap bekerja, sedangkan SMK belum tentu memiliki kurikulum yang sejalan dengan kebutuhan industri tersebut. 

Tantangan ini berupaya diatasi dengan memperluas praktik baik yang ada melalui skema pengimbasan. Pihak Astra Otoparts menerangkan bahwa kemitraan dengan SMK akan memperluas pengimbasan tersebut. Dengan cara itu, industri akan memiliki lebih banyak pilihan kolaborasi dengan SMK-SMK yang ada, yang muaranya berupa lulusan yang kompeten. 

***

Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, pemerintah menetapkan kebijakan yang mendukung kolaborasi antara SMK dan industri, salah satunya melalui program Banpem Tefa Pengimbasan. Program ini merupakan suplemen untuk mendukung peningkatan pembelajaran di SMK, terutama penguatan dengan industri. 

Bagi SMK, kolaborasi dengan industri memungkinkan terjadinya penyelarasan kurikulum, terutama adaptasi dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, lulusan SMK memiliki keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Pengembangan praktik pembelajaran di industri juga memberikan siswa pengalaman langsung dalam bekerja di dunia nyata. 

Program ini juga memberi ruang bagi peningkatan kualitas guru. Guru dapat mengikuti pelatihan dan workshop di industri. Program ini pun memperluas kesempatan siswa SMK untuk magang dan mendapatkan pekerjaan setelah lulus.

Bagi industri, kesempatan merekrut tenaga kerja kompeten dengan keterampilan yang dibutuhkan menjadi lebih luas. Industri juga dapat terlibat dalam penyelarasan kurikulum. Dengan demikian, industri dapat memastikan lulusan SMK memiliki keterampilan yang sesuai kebutuhan industri. 

Selain aspek pembelajaran, ke depannya diperlukan juga dukungan infrastruktur peralatan. Tefa tidak mungkin berjalan tanpa peralatan atau fasilitas yang sesuai dengan kondisi di dunia industri. Oleh karena itu, pemenuhan fasilitas praktik berupa peralatan melalui hibah peralatan dapat menjadi pertimbangan.

Pemerintah daerah juga perlu mendorong peningkatan mutu pendidikan di SMK melalui BLUD. Hal ini dapat meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan menyederhanakan kewajiban administrasi. 

“Jadi nantinya, kehadiran BLUD di SMK ini dapat membantu guru-guru, bukan justru menyibukkan mereka dengan berbagai laporan BLUD,” harap Isman. [NB, BSJ]